Jean Henry Dunant
Jean
Henry Dunant dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1828 di Jenewa – Swiss.
Ayahnya seorang Anggota Dewan Republik di Swiss, bernama Jean Jacques
Dunant. Ibunya bernama Antoinette Colladon. Colladon melarikan diri ke
Jenewa ketika di Prancis ada pengejaran terhadap kaum Nasrani penganut
paham Calvijn.
Sejak
kecil Henry Dunant mendapat pendidikan cara Kristen. Ia dipupuk
benih-benih cinta terhadap sesama hidup, yang merupakan cermin hidupnya
kemudian.
Ayahnya ketika itu menjabat sebagai Ketua Yayasan Perawatan Anak –anak Yatim Piatu, ibunya juga aktif dalam perawatan anak-anak perempuan piatu.
Ayahnya ketika itu menjabat sebagai Ketua Yayasan Perawatan Anak –anak Yatim Piatu, ibunya juga aktif dalam perawatan anak-anak perempuan piatu.
Pengalaman
Henry Dunant bertambah setelah dia pergi ke Afrika Utara. Kemudian
Henry Dunant menulis sebuah buku yang menentang perbudakan dan penjualan
budak. Buku yang ditulisnya ini terbitkan tahun 1857 bersamaan dengan
buku yang ditulis oleh Harriet Beecher yang menggambarkan kekejaman
perbudakan di Amerika Serikat. Kejadian-kejdian perang Krim juga cukup
menusukhatinya. Henry Dunant terharu dan semangatnya berkobar ketika
mendengar putri bangsawan Inggris Florence Nightingale betolak
memberikan pertolongan dengan merawat dan meringankan beban penderitaan
para prajurit yang luka.
Musim
panas tahun 1859, Henry Dunant pergi ke Itali menuju solferino. Di
Solferino sedang berkobar peperangan mati – matian antara tentara
Prancis – Sardinia melawan tentara Kerajaan Austria – tentara Raja
Franz Josef. Peperangan yang hebat terjadi 24 Juni 1859. Dunant
menyaksikan dengan mata kepala sendiri pertepuran yang dahsyat di bawah
terik matahari lebih dari 5 jam. Ia menyaksikan
kekuasaan dan kekuatan senjata. Lebih dari 40.000 prajurit diantara
309.000 yang luka-luka dan tewas. Dua bulan kemudian ternyata meningkat
dua kali lipat, karena kurang sempurnanya perawatan bagi yang luka.
Mereka dibiarkan tersebar merebah di mana-mana. Darah mengalir dan jerit
kesakitan tidak dihiraukan. Para dokter dan pembantu yang ikut dalam
peperangan kewalahan. Semangat menolong Jean Henry Dunant berkobar,
namun ia hanya mempunyai 2 buah tangan yang harus berhadapan dengan
puluhan ribu penderita. Ketika itu menangislah ia sambil berlutut
menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pekerjaan
yang berat dihadapi oleh Henry Dunant, dengan inisiatif meminta bantuan
tenaga dari penduduk asli, pemuda dan pemudi merawat prajurit –
prajurit yang luka-luka dengan semangat dan tulus hati. Ia juga
mengusahakan agar para dokter Austria dikeluarkan dari tawanan untuk
dapat membantu para korban di berbagai rumah sakit.
Dari
pengalaman dan penghayatan di Solferino, Henry Dunant membuat buku yang
diterbitkan pada tahun 1862 dengan judul ” UN SOUVENIR DE SOLFERINO “
(Kenangan Solferino). Buku tersebut menarik perhatian seluruh dunia dan
diterjemahkan ke berbagai bahasa. Buku tersebut merupakan seruan kepada
dunia untuk memberikan bantuan terhadap suatu pekerjaan luhur yang
dapat dilakukan oleh setiap orang dalam sebuah perkumpulan.
Pada tahun 1899
Henry Dunant mendapat penghargaan dan tahun 1901 mendapat hadiah Nobel
untuk perdamaian. Pada tanggal 30 Oktobe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar